Kamis, 08 Maret 2012
Lamaranmu Ku Tolak !!!
Diposting oleh Aku Mencintai "Dia" Meski Aku Tak Tahu Siapa Dirinya di 7:44 AM 0 komentar
Aku dan Dia diantara Allah "Doa dalam Kerinduan"
Diposting oleh Aku Mencintai "Dia" Meski Aku Tak Tahu Siapa Dirinya di 7:40 AM 0 komentar
Senin, 31 Oktober 2011
“ Sebuah Renungan “
Diposting oleh Aku Mencintai "Dia" Meski Aku Tak Tahu Siapa Dirinya di 10:16 PM 0 komentar
Senin, 24 Oktober 2011
AKU MALAS MENGAJI, BEGITU KATANYA !!!
Diposting oleh Aku Mencintai "Dia" Meski Aku Tak Tahu Siapa Dirinya di 12:05 AM 0 komentar
Minggu, 23 Oktober 2011
Diam Itu Emas #kutipan my group CTSPH
Diposting oleh Aku Mencintai "Dia" Meski Aku Tak Tahu Siapa Dirinya di 8:45 AM 0 komentar
Sabtu, 22 Oktober 2011
“Cemburukah Allah Bahwa Kini Aku Jatuh Cinta”
Berpikir tapi tak tahu apa yang terpikir ...
Seakan-akan mulut ingin membisu ...
Dan hati yang ingin menggentak ...
Mencoba untuk menahan apa yang ada ...
Saat rindu mulai tumbuh, diam-diam menyemakan hati ...
Tak tahu apa yang terjadi ...
Pagi ini, imanku mulai goyah dan rasa takut tuk menzinai hati ...
Memang tak salah saat jujur mulai berkata ...
Aku mencinta tapi bukan karena nafsu yang tertata ...
Dan lebih karena aku takut membuat Rabb cemburu memendam rasa ...
Yang ku lebihi untuk makhluk-Nya dan bukan ku lebihi karena-Nya ...
Perlukah aku jujur mengutarakan cinta ?
Sedangkan hati pun rasanya tak pernah mengerti apa itu cinta ?
Bagaimana hakikatnya cinta ?
Dan kepada siapakah aku memberi dan mendapatkan cinta ?
Syair pena di atas lembaran tinta mulai berbicara :
Ungkap rasa syukur menyelimuti batin ini ...
Pertanda aku mencintaimu karena anugrah yang tlah Allah ajarkan pada hati ini ...
Biarlah jika memang cinta itu mulai bersema mencari celah memasuki hatiku ...
Tak peduli sebesar apa, tapi semoga cinta ini tumbuh tak melebihi cintaku kepada-Mu ...
Ku cukupkan hanya Engkau yang mengetahui tentang anugrah cinta yang terasa saat ini ...
Karena Engkau, tempat paling indah bagi hati ini ingin bercerita ...
Ya Rabb ...
Jika Engkau izinkan hamba tuk kembali bersama dirinya ...
Itu adalah takdir-Mu dan aku tidak akan melanggar takdir-Mu ...
Namun, jika Engkau memilihkan yang lain untuk ku ...
Maka ini juga takdir-Mu dan aku tak akan mampu melanggar takdir-Mu ...
Ingin ku tepis, tapi aku takut mengkufuri nikmat-Mu ...
Haruskah aku jujur dengan apa adanya aku ?
Tentang aku mencintainya karena-Mu dan bukan karena nafsuku ?
Tapi aku takut disaat itu, aku membuat-Mu menjadi cemburu ...
Berharap tak lebih sekedar mengharap ...
Jika ini jalan dari-Mu maka izinkan aku untuk berkata jujur tentang cintaku ...
Terpendam tak selamanya baik bagiku ...
Tapi itu masih menurutku ...
Bagaimana menurut-Mu ?
Apa Engkau memberi keridhoan ketika cintaku jatuh untuknya dihadapan-Mu ?
Aku takut Engkau cemburu ...
Tapi ku coba menjaga hati, karena aku hanya ingin cinta ini dilebihkan untuk-Mu ...
Yah, cinta lebihku ini untuk-Mu ...
Dan bukan untuk makhluk-Mu ...
Semoga. Amin ya rabbal’alamin ... ... (u__U)” .. “(U__u)
Diposting oleh Aku Mencintai "Dia" Meski Aku Tak Tahu Siapa Dirinya di 4:42 PM 0 komentar
Rabu, 09 Maret 2011
Nada-nada Biru Petikan Cinta
Sinar shubuh mengintip pagi penuh terang ...
Mengembun, titisan bintik yang memuntahkan nada-nada ...
Mengiringi rumput dalam sebuah nyanyian ...
Hingga bergoyang bersama mentari yang menyinari ...
“ Gundah hati, itu yang terjadi saat ku buka mata tatkala teringat satu nama kepada Rabb-Ku. Bergegas membasuh, lalu ku berdiri tegap di atas sajadah, ku lekukan badan, dan bersujud harapan akan ridho-Nya di sepertiga malam terakhir. Menyentuh jari, mengitung asma-Nya dalam dzikirku yang penuh tunduk untuk memohon ampunan atas dosaku, memohon satu nama atas doaku, memohon kepastian atas raguku, dan memohon cinta atas rinduku. “
Jemari, tak pernah letih menggores pena penuh makna ...
Menggentak lidah untuk mengucap ratusan kata ...
Mengumbar pikir menjadi tinta ...
Dan mengumbar rasa menjadi kerajaan cinta ...
“ Pagi buta, ku duduk di sudut ruang yang tenang, memegang kitabullah, membaca dan melantunkannya penuh nada. Tenang pikiranku dan begitu tenang hatiku untuk tetap terjaga. Lalu, ku curah makna rasa menjadi catatan terpuji penuh karya. Bisik hatiku memikirkan dirinya, menghindar jauh tapi selalu teringat, maka tergoreslah penaku, penuh utopia yang membuat hati tersenyum manis dan penuh makna dari sebuah risalah cinta. “
Nada-nada biru ...
Terlihat begitu indah menjulang tinggi di angkasa ...
Menebar cinta mempesona hati ...
Sebiru langit yang kupandang di bawah sini ...
Menengadah kepala ku, melihat indah lukisan langit biru berawan putih. Terdengar nyanyian alam penuh nada, kicau burung, angin gunung, dan gemersik dedaunan pohon yang menghiasi hati penuh cinta akan Rabb-Ku.
Berjalan, melangkah ragu dalam lantunan rasa ...
Saat menatap, apa yang tertatap pada benih-benih cinta ...
Tumbuh dan terus saja tumbuh, menebar seperti mutiara ...
Saat nada rindu, ternyanyikan dalam sebuah petikan cinta ...
“Apa yang termakna dari ribuan makna tentang cinta, bila diri ku sendiri pun tak pernah memaknai dari ribuan cinta yang termakna itu. Biasa, satu kata yang selalu ku lakukan setiap harinya. Saat ku tatap dirinya dalam satu jarak, meski akhirnya ku slalu meragu ketika tatapan itu terbalas oleh dirinya. Cinta memang penuh rasa, dan rasa selalu saja dipenuhi cinta ketika waktu yang tak pernah berhenti, menghampiri diriku memgilhami sejuta rasa untuk ku jadikan sejuta cinta, menghiasi mahkota wajah yang terurai panjang pada dirinya.”
Diposting oleh Aku Mencintai "Dia" Meski Aku Tak Tahu Siapa Dirinya di 5:10 PM 0 komentar